Postingan

Maaf

Maaf, aku tidak pernah mendoakan kamu bahagia. Dan jika semua orang berkata, apa yang kukatakan akan berbalik padaku: bahwa kelak aku pun tak berbahagia, memang iya. Karena demi Tuhan, aku tidak berbahagia tanpamu.

Hancur Sepenuhnya Milikku

Jika aku tak pernah bisa lagi memilikimu, jika apa yang kupunya tak pernah cukup untuk membagi hatiku padamu, jika kesemuanya itu pada akhirnya hanyalah semu; aku tak butuh apa-apa dan tak butuh sesiapa lagi. Aku ingin hidup untuk diriku dan cintaku sendiri; juga mati untuk cintaku sendiri. Dan, di kemudian hari, akan kurangkai sajak-sajak penuh air mata untuk diriku sendiri, karena kutahu, kamu tak mau tahu lagi. Akan kusimpan di dalam kotak kayu: membuatku percaya, bahwa apapun yang terjadi di antara kita, ada baiknya disembunyikan rapat-rapat dan jauh dari kerumun sesiapa. Sementara kenanganku tumbuh seirama dengan tetes-tetes hujan di bulan Desember. Semakin subur menyebar dan menjalar ke segala penjuru hati; Kata-katamu, sayangmu, kasarmu, marahmu, sedihmu, tubuhmu, merebut semua yang kumiliki dalam hidupku. Aku tak punya apa-apa lagi. Hancur sepenuhnya milikku.

Waktu di Mana Aku Benar-Benar Melepasmu VI

Aku pergi.

Waktu di Mana Aku Benar-Benar Melepasmu V

Aku tak butuh tubuhmu, jika dengan seperti ini saja aku tetap hidup.

Aruna Alamanda

Untuk gadis kecilku, Aruna Alamanda.. Mungkin tanganku tak pernah bisa menyentuh dan membelaimu, mungkin aromamu tak pernah sampai dan tak pernah bisa kucium. Namun, ketahuilah, sekali pun kau tak pernah terlahir, sayangku padamu sudah terlalu banyak. Untuk gadis kecilku, Alamanda Yang tak pernah lahir juga hidup, aku mengasihimu setulusnya. Menginginkan peluk dan cium yang tak hanya semu. Membelaimu setiap waktu dengan sepenuh kasih. Untukmu, Alamanda Apa kau juga ingat dia--yang memberimu nama depan? Sukakah kau dengan nama itu? Ya, dia kini tak bersamaku lagi. Dia memaksaku merawat ingatan bersamamu sendirian. Sejujurnya aku teramat sedih. Apalagi jika dia benar-benar melupakanmu juga. Aku tidak masalah jika dia melupakanku, karena mungkin itu sudah seharusnya--aku tak lagi menjadi bagian hidupnya, tapi jika kau juga dilupakan, mungkin memang seharusnya kau juga tak pernah ada dalam sosok apapun. Maaf. Untukmu, Alamanda Apa yang kau rasakan ketika kau tak pernah ada dan tak pernah b

Waktu di Mana Aku Benar-Benar Melepasmu lV

Aku benar-benar melepasmu dengan segalaku. Jelas sudah, aku kehilangan semuanya. Pada waktu di mana aku benar-benar melepasmu, aku mencoba tak menangis. Seharian, aku menulis surat untukmu. Kukirimkan lewat pesan singkat berurai air mata. Hanya kaubaca. Aku sudah tahu itu yang pada akhirnya akan terjadi. Mungkin kau sudah tak lagi percaya. Aku tak mengapa. Jika sampai hari ini kau masih saja berpikir aku sebagai seseorang yang jahat, tidakkah kau ketahui, aku berdoa di malam-malam panjang memohon ampun kepada tuhan: menyesali aku. Sementara kau masih terus mengutukku, bahkan membenciku sampai matimu. Pada waktu di mana aku benar-benar melepasmu, aku yang dingin memeluk diriku sendiri demi menghilangkan dingin yang kau buat untukku. Aku benci setiap ingatan-ingatan itu datang. Aku ingin semua ini cepat berlalu, tapi waktu berjalan begitu lambat.